Loading...

Ivan "Scumbag" Firmansyah Burgerkill (19 April 1978 - 28 Juli 2006)




“Aku melihat kematian begitu indah
Bulat pucat purnama di langit yang gelap
Memenuhi rongga langit yang temaram dengan aroma dupa mistik yang misterius
Aku melihat kematian begitu indah
Lembut mengalir bening, membelai batu gamping warna krem yang berserak di dasarnya”

Para penikmat musik underground masih belum percaya akan sosok dari seorang Scumbag yang telah meninggalkan dunia. Lengkingan dan teriakan yang sangat gahar menyuarakan realita kehidupan masih terus menggema di telinga. Sosok yang ramah, pribadi yang menyenangkan, dan banyak memberikan motivasi itu memang sudah tiada. Ivan Scumbag adalah sosok yang banyak memberikan motivasi dan menciptakan hal-hal baru untuk dunia underground Indonesia. Sosok Ivan yang sangat berkarisma diatas panggung dengan cepat menyedot perhatian massa. Gayanya yang ugal ugalan dan tidak bisa diam menyihir banyak orang. Ia mendedikasikan dirinya sebagai seorang Scumbag pada waktu itu. Dan ia memang pantas mendapatkan julukan tersebut.

Pria yang bernama lengkap Ivan Firmansyah ini menggebrak dunia underground Indonesia bersama band hardcore-metal nya bernama Burgerkill. Pria kelahiran  1 April 1978 dikenal sebagai pribadi yg menyenangkan,juga pendiam. Minatnya akan musik telah terlihat sejak ia masih kecil. Dan mulai bermain band sejak ia bersekolah di sekolah menengah pertama. Akhirnya setelah berulang kali membentuk band,pada tahun 1995 ia masuk Burgerkill yang didirikan oleh Eben dan Kimung. Burgerkill pada awal karirnya lebih sering main di Jakarta. Bahkan sempat disangka band Jakarta karena hal tersebut. Disamping memang pada waktu itu mereka masih membawakan Old School Hardcore Seperti Minor Threat, Circle Jerks, Black Flag, yg notabenenya lebih banyak dimainkan oleh band band Hardcore Jakarta dibandingkan dengan Bandung.
                          
Perkenalanya dengan Beby, penabuh drum Beside kala itu memikat hatinya untuk bermain musik. Kendati darah seninya telah mengalir dari Ayahnya, karena memang seorang seniman handal. Semenjak itulah Ia kerap menghabiskan waktunya bermain musik ria. Aliran Bawahtanah menjadi gender yang diusungnya kelak. Burgerkil jadi pelabuhan sekaligus muara dalam mengekpresikan kegelisahan, kecambuk hatinya saat mengejar persoalan yang dihadapinya. Namun, ada yang unik dari Scumbag ini. Meski seorang pentolan kelompok Metal yang sarat pengguna dzat adiktif, tapi dalam urusan ibadah tak mau ketinggalan. Misalnya saat puasa di bulan ramadhan Ia selalu menasihati kawan-kawanya untuk tetap shaum dan shalat.
Aing kan geus mabok van! Sengit Bebi protes. Eh..!! mabok mah mabok. Tapi nu lima waktu kudu jalan terus”, ivan menjawab tak kalah sengit. Inilah percakapan yang mengasikan. Diakui atau tidak masa kecilnya yang dipenuhi dengan bimbingan keagamaan yang kuat membuat Ia tetap mempertahankan rutinitas ibadah. Keaktif di Ikatan Remaja Mesjid Membangun Daerah (Remamuda) Al-Hidayah; Ikatan Remaja Nurul Islam (IRNI); Ketua Ikatan Remaja Mesjid Sekolah Menengah Pertama (SMP) 12 Bandung. Melengkapi keimananya. 

                           
Satu hal lagi yang tak kalah menarik darinya, keinginya untuk menulis terpatri dalam coretan dinding kamar WC Rony salah satu kawan karibnya dan buku hariannya.  Ikhtiar sekaligus mengikuti orang beradab dalam menulis terus mengebu-gebu bak api, manakala Ia mendapatkan tawaran membuat ilustrasi untuk buku ‘Tiga Angka Enam’ karya Addy Gembel (Forgoten) dari Minor Books yang dikomandoi oleh Kimung. Keterlibatanya dalam dunia tarik suara tak bisa diragukan lagi. Band Burgerkill tak bisa dipisahkan darinya lasmana dua sisi mata uang. Kegigihanya dalam berdendang menorehkan beberapa karya monumental. Hingga kini terkenang dalam ingatan pecinta musik underground, diantaranya; “DUA SISI” MC Album, Riotic Records, (2000), “BERKARAT” MC & CD Album, Sony Music Ent. Indonesia, (2003), “DUA SISI REPACKED” MC & CD Album, Sony Music Ent. Indonesia, (2005), “BEYOND COMA AND DESPAIR” MC & CD Album, Revolt! Records, (2006).


Beberapa penghargaan pun telah diraihnya. Antara lain Nominator “Band Independent Terbaik” versi majalah NEWSMUSIK Indonesia, (2000), Exclusive 1 year Endorsement “PUMA Sports Apparel” USA, (2001), Exclusive 2 year Endorsement “INSIGHT Clothing” Australia, (2002),  Award “Best Metal Production” (“Berkarat”, Sony Music Ent.), AMI AWARDS, (2004), Salah satu Album Terbaik (“Beyond Coma…”, Revolt! Records) versi majalah RIPPLE Indonesia, (2006), 20 Album Indonesia Terbaik (“Beyond Coma…”, Revolt! Records) versi majalah ROLLING STONE Indonesia, (2006), Original Soundtrack “Hantu Jeruk Purut” Movie, Indika Film, (2006), Original Soundtrack “Malam Jum'at Kliwon” Movie, Indika Film, (2007).

Di tengah-tengat derasnya arus pelabelan dan mudahnya menjadi seleb mendadak. Scumbag bareng Burgerkill saat teken kontrak selama 6 album dengan Sony Music, malah rela meninggalkan produksi record ternama itu dan kembali ke Indie. Keputusan inilah yang menjadi decak kagum, Gustaff H Iskandar, Seniman bekerja untuk Bandung Center For New Media Arts Common Room Networks Foundation di prolog buku Based On True Story My Self Scumbag (Beyond Life And Death) (2007;365) . Namun keterbatasan inilah yang justru malah membina mereka menjadi musisi-musisi yang konsisten diranah idealisme yang tinggi. Terkondisikan oleh gesekan-gesekan dari lingkungan sekitar, membuat mental musisi-musisi Ujungberung menjadi kuat. Ini terbukti hingga sekarang mereka tetap konsisten memainkan musik yang mereka sukai, tidak terpancing oleh arus trend yang global. Justru merekalah yang kemudian menciptakan trend di kalangan musisi underground Bandung, Bahkan Indonesia.   

Namun dalam perjalanannya meraih prestasi tersebut sosok Ivan sembat membaur dengan drugs dan alkohol yang mewarnai masa lalunya. Ivan mulai dari masa kecil yang dibesarkan dari kurangnya kontrol dari keluarga dan semasa remaja.  Ivan kerap berpindah asuhan, sehingga figur keluarga sebagai kontrol dirinya cenderung semakin membias. Pola pikir yang tidak terkendali yang sangat kontradiktif dengan bimbingan keagamaan yang ia dapatkan dan bersifat dogmatis. Pendekatan dan pemahaman yang selintas ternyata tidak cukup dalam membentengi diri dari sisi pendobrakan dari relung jiwa Ivan. Hal inilah yang menjadi konflik besar dari dalam diri Ivan. 

Konflik antara penasaran dan gengsi ABG , dengan bisikan alim dalam jiwanya digambarkan dengan jelas beserta illustrasi gambar di dalamnya. Konflk inilah yang merongrong kestabilan jiwa Ivan secara perlahan baik hubungan dengan band, kekasih dan keluarganya dan diperparah dengan meninggalnya sang ayah dan merupakan satu satunya dari keluarga Ivan yang dianggap sebagai kontrol dan stabilitas keluarga. Rasa kecewanya tersebut semakin terlampiaskan dengan manifestasi kecanduan drugs  dan alcohol yang akhirnya malah dapat dimanifestasikan dengan berbagai karyanya berupa lirik lirik Burgerkill dalam album Berkarat dan album terakhirnya Beyond Coma and Despair yang cenderung merupakan cerita nyata dalam kehidupan keseharian dari sang maestro, Ivan.Scumbag.


Lirik yang ia ungkapkan begitu jujur dan sederhana. Ia mempertanyakan dirinya, masyarakat, tuhannya, kehidupannya, dan segala yang bertalian di dirinya. Lebih menyentuh lagi karena lirik tersebut ia ungkapkan dalam bahasa Inggris yang indah. Saya bahkan sempat lupa bahwa lirik lagu tersebut disuarakan dengan alunan musik yang sangat menghentak. Di akhir hidupnya dengan penyakit yang ia derita, yang ia sendiri tak tahu ia sedang sakit apa, Ivan tetap menjalankan komitmennya untuk berolah vokal. Sesak nafasnya, sakit kepalanya, dan ketidaksadarannya yang datang tiba-tiba sama sekali tidak membuat Ivan meminta izin untuk beristirahat. Ia tetap menyuarakan suaranya yang fenomenal, berusaha menjangkau range yang ia bayangkan, dan membuat beragam lirik yang menyuarakan kegalauannya akan hidup dan kerinduannya pada satu tempat bernama spiritual.

Di tengah semua prestasi yang sedang ia raih dan berhasil ia raih, ternyata langkah Ivan harus dihentikan. Tuhan lalu memanggil Ivan dalam usia yang cukup muda tanpa memberi tahu Ivan, keluarganya, sahabatnya, dan para pecintanya apa yang menjadi penjemput Ivan. Ya, tidak ada yang tahu sakit apa Ivan sebenarnya. Diagnosa pertama Ivan sakit TBC. Diagnosa yang cukup mengguncang Ivan karena pada saat itu ia mulai merasa komunitasnya menjauhinya lewat elakan mereka meminum dalam satu gelas yang sama dengan Ivan dan memaksa Ivan menjadi pengisap satu ganja urutan terakhir. Diagnosa itu bertahan cukup lama hingga terapi pengobatan TBC Ivan berakhir. Diagnosa itu baru diketahui salah setelah Ivan sekarat. Katanya, sakit Ivan bukanlah di paru-parunya melainkan di otaknya. Ada yang menyumbat peredaran darah otak Ivan sehingga Ivan sering merasakan sakit luar biasa di kepalanya dan sering buang air kecil tanpa terkontrol serta pingsan. Diagnosa yang cukup terlambat karena Ivan akhirnya meninggal bulan Juli di tengah ibunya, sahabatnya, dan calon istrinya yang rencananya akan ia nikahi bulan Desember di tahun yang sama, tak beberapa lama setelah diagnosa itu terbit.

Sebuah kisah yang menarik dari seorang pentolan underground. Begitu banyak pembelajaran yang diberikan oleh kehidupan Ivan. Begitu banyak kehidupan di luar kita yang tidak sepatutnya kita remehkan. Lagi-lagi, menghormati adalah hal terpenting yang harus kita miliki dalam diri kita.


Dan karena hari ini merupakan hari ulang tahun dari Ivan "Scumbag" Firmansyah, maka berikut ini saya paparkan puisi yang ia ciptakan dengan isinya yang mengharukan :


Aku melihat kematian begitu indah
Bulat pucat purnama di langit yang gelap
Memenuhi rongga langit yang temaram dengan aroma dupa mistik yang misterius
Aku melihat kematian begitu indah
Lembut mengalir bening, membelai batu gamping warna krem yang berserak di dasarnya
Menciptakan riam2 kecil
Membuat laju sepotong daun kering yang hanyut terguncang dan tertahan-tahan.
Lalu dengan sayap lembutnya, mengepak empuk dan terbang ringan melayang hampa.
Di tengah gurun tandus dia berkelana menunjukkan jalan pada setiap langkah pengelana yang tersesat
Gurun yang hanya menyisakan udara panas dan angin kuat berdebu
Yang menjelmakan hasrat liar dengan dominasi pada hidup
Bahkan hingga hari ini aku masih melihat kematian begitu indah
Tanpa harus ada darah yang tumpah dan nadi yang terkoyak
Tanpa harus ada tubuh yang tergantung kaku diatas kusen berdebu
Kematian melayang perlahan dan hinggap di lubuk kalbu yang mulai enggan untuk berdetak secara teratur
Hanya tubuh yang diam terbaring tenang
Seperti tidur panjang yang nyenyak dengan mimpi indah tanpa akhir
Dan kini keindahan itu memelukku
Menyergap lembut dari belakang dan mendekapku erat penuh hangat
Seperti kekasih yang menumpahkan segala rasa rindu
Ada tangisan bahagia dan kecupan rasa suka
Lalu kematian memasangkan kedua sayap mungilnya di belakang pundakku
Memberikan padaku mahkota bercahaya
Lingkaran bersinar yang melayang tepat diatas kepalaku
Aku seperti dewa matahari
Seperti dewa matahari badanku melayang ringan dan bercahaya penuh kharisma 
Memendar dalam dingin dan udara yang tak berasa apa-apa
Aku melihat kematian sebagai serpihan dari puzzle yang harus dirangkai satu-persatuuntuk mendapatkan sebuah rupa yang utuh dan sempurnaKematian maksimal
Kebebasan sejati, Dari rasa sakit

(berbagai sumber)
Pengetahuan Umum 2665263820321576868

Post a Comment

emo-but-icon

Home item